5 Bankir Mandiri dalam Susunan Direksi BNI, Ekonom: Hal Biasa
JAKARTA - Ekonom dari Kampus Bina Nusantara (Binus) Muhammad Doddy Bijakianto mengatakan, masuknya lima bankir Bank Mandiri ke formasi direksi Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) harus disaksikan dengan cara netral. Karena telah wajar pimpinan bank BUMN dilaksanakan dengan cara perputaran antar sama-sama bankir pelat merah.
| Kelebihan Ayam Berkaki Panjang |
Dalam peletakan direksi satu perusahaan BUMN, pemerintah untuk pemegang saham tentu lakukan proses seleksi yang ketat. Ada team seleksi yang menimbang seorang wajar diambil jadi pimpinan dalam suatu BUMN.
Resmi, Royke Tumilaar Jadi Dirut Baru BNI
Pasti, kata Doddy, kwalifikasi yang dipunyai bankir dari bank BUMN kecuali Mandiri masuk ke pool team seleksi manajemen BNI. Hal tersebut dari mulai kapabilitas, kemampuan, jaringan, wacana, kredibilitas, dan lain-lain jadi persyaratan penting yang diseleksi oleh team itu.
"Saya percaya, semuanya jadi alasan penting Menteri BUMN, yang notabene adalah karieronal businessman," katanya dalam info tercatat yang diterima di Jakarta, Sabtu (5/9/2020).
Diketahui, pemerintah lewat Kementerian Tubuh Usaha Punya Negara (BUMN) sebagai pemegang saham BNI, mengubah besar manajemen BNI pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (2/9) kemarin. Tertera, ada delapan tempat direksi BNI yang dibongkar. Dari jumlah itu, ada lima direktur baru BNI yang dari PT Bank Mandiri Tbk (Persero).
Ke-5 direktur baru BNI yang dari Bank Mandiri itu ialah Royke Tumilaar yang didapuk jadi Direktur Penting BNI gantikan Herry Sidharta. Lalu, ada Silvano Winston Rumantir, yang dipilih jadi Direktur Corporate Banking BNI.
Disamping itu ada Muhamad Iqbal yang dipercayai menempati tempat Direktur Usaha UMKM BNI. Ada juga Novita Widya Anggraini yang mengemban amanah untuk Direktur Keuangan BNI. Dan, David Pirzada untuk Direktur Manajemen Efek BNI.
Menurut Doddy, kehadiran bankir-bankir Bank Mandiri di beberapa perusahaan BUMN atau swasta, sebenarnya telah ada semenjak dulu. Semenjak tahun 2006 beberapa bankir Bank Mandiri telah digunakan di beberapa entitas usaha untuk tenaga karieronal.
Serta, banyak bank-bank kecil diperintah bekas bankir Bank Mandiri. Berarti, sejak dahulu bankir Bank Mandiri mempunyai kemampuan, kompetensi serta kredibilitas yang oke menjadi pimpinan dalam suatu instansi, baik di entitas perbankan atau non bank.
Sebenarnya, lanjut Doddy, kredibilitas serta kapablitas itu dipunyai oleh bankir BUMN yang lain. "Ini kan kembali pada garis tangan person bankir tersebut. Bertepatan, memang lima bankir Bank Mandiri yang dipilih jadi direksi BNI. Jadi mengapa perlu dipersoalkan?" tambah Bekas Direktur Grup Efek Perekonomian serta Skema Keuangan Instansi Penjamin Simpanan (LPS) itu.
Disamping itu, sambung Doddy, beberapa bekas bankir Mandiri yang masuk di beberapa perusahaan pelat merah, pun tidak seutuhnya memulai kariernya di Bank Mandiri. Misalnya Pahala Mansyuri, Direktur Penting Bank BTN. Awalnya, Pahala sempat juga berkarier untuk konsultan serta setelah itu berkarier di Pertamina serta Garuda Indonesia.
Beberapa bankir Mandiri sebagai pejabat di instansi pemerintahan, pun tidak murni berkarier di Bank Mandiri. Mereka cuma berlabuh di Bank Mandiri semasa sekian tahun. Awalnya malah mereka beraksi di instansi keuangan swasta.
Doddy memberikan contoh bekas bankir Bank Mandiri yang sekarang memegang untuk Wakil Menteri BUMN, yaitu Budi Gunadi Sadikin serta Kartika Wirjoatmodjo. "Jadi jangan ada sentimen ke instansi tempat bekas bankir itu berkarier awalnya. Semestinya, perputaran ini dapat meningkatkan bankir lain, supaya bisa jadi besar seperti bankir Bank Mandiri" tegas Doddy.
Lalu, apa dengan masuknya bankir Bank Mandiri ke manajemen BNI akan merealisasikan gagasan pemerintah untuk bawa BNI go global? Menurut Doddy, ada faktor-faktor untuk capai ke arah itu.
Pertama, perolehan usaha perusahaan tidak cuma hanya berasal dipimpinan. Memang, seorang pimpinan yang akan men-drive arah organisasinya ke depan. Tetapi, ada yang bertambah penting lagi dari itu, yaitu orang-orang yang berada di organisasi itu memberikan dukungan atau mungkin tidak perolehan yang ditargetkan oleh pimpinannya.
Sebab, katanya, yang namanya manajemen cuma berisi seputar 10-12 orang. Tetapi, yang jalankan usaha semuanya ialah sdm (SDM) atau karyawan yang berada di perusahaan itu.
